Satu Ramadhan Lagi, Tanpa Kehadiranmu

Ahad, 05 Juni 2016

Malam ini merupakan malam ramadhan dan tepatnya besok senin 06 juni 2016 para muslim menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh lamannya. Alhamdulillah saya masih diberikan kesempatan untuk bertemu di bulan ramadhan tahun ini. Hmm.. Ramadhan ku sayang, ramadhan yang didambakan, bulan yang ditunggu-tunggu dimana semua menjadi ibadah terkecuali sebuah maksiat.

Ramadhan, dua ribu enam belas merupakan ramadhan ke 4 yang saya lewati tanpa kehadiran sosok Bapak di tengah keluarga.

Ya…sudah 4 tahun lamanya Bapak saya meninggalkan seorang istri beserta ketiga anaknya, yaitu saya juga kedua adik laki-laki saya. Sedih rasanya tidak mempunyai keluarga yang lengkap. Tapi saya selalu yakin bahwa kejadian mulai dari kehidupan manusia sampai makhluk hidup kecil seperti semut ada yang mengatur, semua mempunyai jalan ceritanya sendiri.

Bagai sebuah novel dan cerpen, Allah selalu memberikan pesan disetiap skenarioNya yang sering kita sebut hikmah. Bukti nyatanya, saya sekarang bisa lebih mandiri dan bertanggung jawab lebih untuk keluarga, bukan lagi memikirkan kesenangan semata, foya-foya dan hal lain sebagainya yang dilakukan anak seumuran saya. hmm..dunia ternyata hanya sebuah panggung sandiwara belaka.

Tahun demi tahun saya lewati dengan sangat tertatih-tatih, tapi ini belum seberapa dibandingkan dengan pengorbanan ibu saya. Wanita parubaya yang rela berperan ganda menjadi seorang Ibu sekaligus ayah untuk ketiga buah hatinya. Umak, begitu saya memanggilnya, mungkin terdengar asing, biar begitu saya sayang banget sama umak.

Sering banget saya nangis bukan untuk meratapi hidup, juga bukan untuk mengeluh kepada Tuhan kenapa jalan cerita hidup saya seperti ini, bukan. Hanya saja rindu ini telah meluap untuk sosok lelaki yang sering saya sebut Bapak, juga untuk seorang wanita yang rela membanting tulang begitu hebatnya tanpa mengenal lelah yang teramat saya sayangi, umak :’)

Mati satu tumbuh seribu, sepertinya itu kalimat penyemangat yang tepat untuk hidup saya saat ini, kenapa? Karna tanpa saya sadari Allah telah memberikan orang-orang yang jauh lebih sayang saya dibanding diri saya sendiri. Seperti halnya sahabat saya, mereka orang yang paling peka disaat saya lagi down. Ayah mereka ayah saya juga,  Mama mereka mama saya juga. Hmm…they are my second family.

Saya bukan anak yatim yang ditinggal mati oleh bapaknya, tapi dengan sebuah alasan Bapak saya pergi meninggalkan keluarga. Saya sendiri tidak tau keberadaan beliau saat ini, apakah keadaannya sehat atau malah sakit. Seringkali nafas saya terasa sesak saat harus menahan tangis dan juga berpura-pura kuat ketika adik bungsu saya dengan suara lirih menanyakan “kak..bapak dimana iki kangen sama bapak”.

Yaa..itulah hidup, bagaimanapun keadaannya syukurilah.

Saya menulis ini bukan untuk mencari sensasi atau mengumbar aib keluarga, satu hal semoga hidup saya bisa menjadi pelajaran kepada siapa saja yang membaca tulisan ini. Sayangilah keluarga mu, syukurilah apa yang telah kamu jalani saat ini jadilah yang terbaik sampai saatnya Sang Pemilik hidup mengambil semua yang Ia punya dihidupmu :)
 
Selamat menjalankan ibadah puasa semua, Barakalloh.. Marhaban ya Ramadhan :) 

Teruntuk Bapak, rindu ini tidak pernah pindah dari ruangnya. Semoga Allah selalu menjaga setiap langkah mu dimana pun engkau berada. 
Pak...pintu rumah selalu terbuka luas untuk sekedar sahur dan buka puasa bersama :)

Teruntuk Umak,Ibu ku sayang.. di setiap sujud terakhir ku nama mu tak pernah luput aku sebut. Semoga lelah mu berhadiahkan syurga dari Sang Illahi :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar